Rabu, 16 Oktober 2024

Penelitian sejarah x. SMAN 11

 Langkah langkah penelitian sejarah 


Untuk melakukan penelitian sejarah, lebih dahulu kita perlu memahami apa arti metode sejarah. Menurut Gilbert J.Garraghan metode sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilai secara kritis dan, mengajukan sintetis dari hal-hal yang dicapai dalam bentuk tertulis.

Mengutip dari Modul Pembelajaran SMA Sejarah Kelas X karya Yuliani, metode sejarah terdiri dari langkah-langkah yang digunakan untuk menemukan jalan menuju kebenaran sejarah. Kemampuan metodologis peneliti sangat menentukan apakah tulisan peneliti nantinya dapat dipercaya atau tidak karena hal ini mengandung faktor kredibilitas.

Selain itu, kemampuan metodologis harus disertai dengan kemampuan teknis. Kemampuan ini akan berkaitan dengan kemahiran peneliti dalam menjalankan tiap tahap penelitian dengan sarana yang sudah tersedia



Jakarta - 

Untuk melakukan penelitian sejarah, lebih dahulu kita perlu memahami apa arti metode sejarah. Menurut Gilbert J.Garraghan metode sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilai secara kritis dan, mengajukan sintetis dari hal-hal yang dicapai dalam bentuk tertulis.

Mengutip dari Modul Pembelajaran SMA Sejarah Kelas X karya Yuliani, metode sejarah terdiri dari langkah-langkah yang digunakan untuk menemukan jalan menuju kebenaran sejarah. Kemampuan metodologis peneliti sangat menentukan apakah tulisan peneliti nantinya dapat dipercaya atau tidak karena hal ini mengandung faktor kredibilitas.

Selain itu, kemampuan metodologis harus disertai dengan kemampuan teknis. Kemampuan ini akan berkaitan dengan kemahiran peneliti dalam menjalankan tiap tahap penelitian dengan sarana yang sudah tersedia

Tahapan dan Langkah Penelitian Sejarah

Tahapan atau langkah-langkah penelitian sejarah menurut buku Sejarah SMA Kelas 1 karya Sardiman terdiri dari tahap berikut ini:

1. Menentukan Tema

Untuk memudahkan penelitian, menentukan tema menjadi langkah awal sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian ke depannya. Dengan menentukan tema di awal, akan menjadi batasan ruang gerak penelitian dan memfokuskan bahasan dalam satu topik tertentu. Oleh karena itu, pemilihan tema menjadi proses penting bagi seorang sejarawan sebelum memulai penelitiannya.

Dalam menentukan teman, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti kategori dan tema sejarah. Kategori tema sejarah dapat diklasifikasi dalam beberapa jenis di antaranya, sejarah nasional, sejarah daerah, sejarah lokal, sejarah sosial, sejarah politik, sejarah perekonomian, sejarah kota, sejarah desa, atau sejarah keluarga.

Kategori tersebut dapat dipilih dengan cara menentukan nilai tema, keaslian tema, kepraktisan, dan kesatuan. Nilai menjadi pertimbangan karena tulisan sejarah nantinya harus mampu memberikan pelajaran bagi pembacanya.

Keaslian tema akan menunjukkan kenyataan baru dari suatu peristiwa atau interpretasi baru dari suatu kenyataan. Kepraktisan akan berkaitan dengan kemampuan menemukan sumber-sumber dan ruang lingkup penelitian. Sedangkan kesatuan dipertimbangkan atas dua jenis kedekatan, yaitu kedekatan emosional atau kedekatan intelektual.

2. Heuristik

Heuristik berasal dari bahasa Yunani yaitu kata heuriskein yang berarti memperoleh. Heuristik merupakan langkah mencari, mengumpulkan, menghimpun, dan memperoleh sumber-sumber yang akan digunakan untuk merekonstruksi sejarah. Menurut Leopord von Ranke, sejarah tidak berdiri tanpa adanya sumber sejarah. Oleh karena itu, heuristik menjadi langkah wajib dalam penelitian sejarah.

Berdasarkan cara memperolehnya, sumber sejarah dikategorikan dalam data sejarah primer dan data sejarah sekunder. Sedangkan, bentuk-bentuk sumber sejarah dapat berupa artefak (berupa benda), sumber lisan (kesaksian atau cerita turun-temurun), dan sumber tulisan.

Langkah heuristik ini dapat dilakukan dengan cara pergi ke lokasi yang menghimpun informasi buku-buku sejarah seperti perpustakaan dan kantor arsip. Atau melakukan kunjungan ke sumber sejarahnya langsung seperti studi lapangan atau kunjungan museum. Dan heuristik ini juga bisa dilakukan dengan kegiatan wawancara beberapa tokoh atau pelaku sejarah.

3. Verifikasi

Setelah data terkumpul dan terorganisasi dengan baik, proses berikutnya adalah menguji keaslian dan keabsahan data. Proses ini lazim disebut verifikasi atau kritik
sumber.

Setiap sumber harus diuji keaslian dan keabsahannya karena dapat dipengaruhi oleh prasangka, kondisi ekonomi, dan iklim politik saat penelitian berlangsung. Pengujian dilakukan dengan membandingkan, memilah, dan menghubung-hubungkan data agar mendapat data yang paling relevan dan mendekati kebenaran.

Adapun proses mengkritik dapat dilakukan dengan cara kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal dilakukan dengan menguji hal-hal di luar sumber sejarah atau otentisitasnya, sedang kan kritik internal dilakukan uji kredibilitas dari sumber sejarahnya.

Bukti-bukti sejarah yang sudah diuji dan melewati tahap verifikasi akan menjadi fakta sejarah. Ditinjau dari wujudnya, fakta sejarah dapat berupa fakta mental seperti nilai-nilai tradisi dan fakta sosial seperti situasi dan kondisi sosial meliputi lembaga serta kebiasaan yang mengatur masyarakat.

4. Interpretasi

Interpretasi merupakan langkah dalam menafsirkan sumber-sumber sejarah yang telah diverifikasi. Sumber yang diverifikasi menjadi fakta sejarah itu akan disusun dan diinterpretasikan oleh sejarawan. Tahap dalam menginterpretasikan fakta sejarah dapat dilakukan melalui proses analisis dan proses sintesis.

Proses analisis adalah tahapan untuk menguraikan berbagai data yang ditemukan menjadi fakta-fakta sejarah. Sedangkan proses sintesis merupakan tahapan menyatukan berbagai jenis data dan fakta sejarah yang disusun dan dihubungkan secara kronologis. Untuk melakukan sintesis, perlu adanya pengetahuan multidimensional mulai dari konsep dan teori ekonomi, sosiologi, budaya, politik, dan hukum.

Misalnya, terdapat data pengurus partai politik di era reformasi. Dari data tersebut diuraikan dan ditemukan bahwa pengurus-pengurusnya terdiri dari mahasiswa, dosen, pekerja buruh, karyawan, nelayan, pedagang hingga petani. Dengan demikian, dapat ditarik suatu informasi bahwa pengurus partai politik di era reformasi bersifat terbuka untuk siapa saja.

5. Historiografi

Historiografi merujuk pada proses menulis sejarah. Dari beberapa tahap sebelumnya, ujung dari penelitian sejarah adalah menuliskan sejarah tersebut. Dalam historiografi, aspek kronologi menjadi hal yang sangat penting dan menjadi kunci tulisan sejarah.

Mengingat, sebuah sejarah yang ditulis secara kronologis akan memudahkan penulis dalam mengelompokkan periode sejarah dan memudahkan pembaca dalam mengerti situasi masa sejarah.

Sebagai ilmu yang mempelajari penulisan sejarah, historiografi telah mengalami evolusi yang signifikan sepanjang sejarah manusia. Dalam sejarah Indonesia, dikenal 3 pembabakan historiografi diantaranya historiografi tradisional, historiografi kolonial, dan historiografi modern (nasionalis). Pengelompokkan seperti itu dilihat melalui kesamaan waktu atau periode pokok masalahnya.

Demikian 5 langkah penelitian sejarah mulai dari pemilihan tema hingga penulisan sejarahnya.

https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-7003438/5-langkah-penelitian-sejarah-apa-saja/amp

3 komentar:

  1. nama = chelsea leona fatiah
    kelas = IX.I
    topik = dampak agama

    BalasHapus
  2. Nama: Junita sari s
    Kelas: XI.1(satu)
    Topik: Dampak agama

    BalasHapus
  3. Nama: fatresia cahyani
    Kelas: XI.1(satu)
    Topik: dampak agama

    BalasHapus

Latihan soal semester ganjil kelas XI

  1. Pada tahun 1511, Portugis berhasil menaklukkan Malaka. Meskipun demikian, Portugis tidak bisa sepenuhnya menguasai perdagangan di Asia ...