Penulis : Fatimah, S.Pd
kelas ; XI/ genap SP
A.
Bidang Politik
Kebijakan kolonialisme
yang tidak berpihak pada rakyat mendorong para pemimpin lokal dan rakyat
melakukan perlawanan. Perlawanan tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap
kebijakan yang merugikan mereka. Bentuk perlawanan dilakukan dengan cara
mengangkat senjata. Perlawanan pada zaman kerajaan belum dilandasi kesadaran
kebangsaan. Artinya, perlawanan menghadapi penjajah masih bersifat kedaerahan
yang kekuatannya tidak memiliki banyak pengaruh.
Perlawanan terhadap
pemerintah colonial pada umumnya dipimpin oleh tokoh lokal yang mempunyai
pengaruh di lingkungan setempat. Tokoh tersebut antara lain golongan bangsawan
dan ulama atau pemimpin agama. Sebagian besar perlawanan yang dilakukan para
bangsawan disebabkan oleh campur tangan Belandaa terhadap urusan dalam negeri
kerajaan lokal. Sementara itu,, sebagian besar perlawanan yang dilakukan para
tokoh agama terjadi karena ketidaksenangan terhadap kesewenang-wenangan pemerintah kolonial.
B.
Bidang Ekonomi
Simaklah uraian berikut
ini :
1.
Perlawanan terhadap Portugis dan
Spanyol
Bangsa Portugis dan Spanyol mendarat di Kepulauan Maluku pada
abad XV. Pada walnya kedatangan mereka mendapat sambutan baik dari rakyat
setempat. Akan tetapi, semakin lama rakyat tidak senang dengan perilaku
Portugis karena Portugiss berniat memonopoli perdagangan rempah-rempah. Selain
itu, Portugis dan Spanyol dianggap mengancam eksistensi para pedagang local dan
kekuasaan raja-raja lokal. Oleh karena itu, rakyat diberbagaai daeraah
melakukan perlawaanan terhadap Portugis dan Spanyol. Perlawanan tersebut antara
lain dilakukan oleh rakyat Demak dan Ternate.
2.
Perlawanan terhadap VOC
Salah satu perlawanan terhadap Voc dilakukan oleh rakyat
Makassar. Perlawanan ini bermulaa pada
1634 ketika VOC memblokade aktivitass perdagangann di pelabuhan Makassar.
Tujuan Voc menguasai Makassar adalahh menancapkan hegemoni di wilayah
Indonesiaa bagian timur.
Rakyat
Jawa pun mengangkat senjata untuk melawan hegemoni VOC. Perlawanan rakyat jawa
terhadap VOC dijawa terjadi sejak VOC menancap kekuasaannya di Batavia
(Jakarta) pada 1602.
3.
Perlawanan terhadap pemerintah
Kolonial Belanda
Kebijakan ekonomi
Belanda digerakkan dari tiga sector, yaitu prrkebunan, penyewaan tanah, dan
penarikan pajak. Berikut uraiannya ;
Di
wilayah Jawa tengah dan Yogyakarta perlawanan terhadap Belanda dipimpin olehh
Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro menyusun strategi perlawanan dan
mengobarkan perang yang dikenal dengan sebutan Perang Jawa ( 1825 – 1830).
Di Bali perlawanan terhadap Belanda dipicu oleh tindakan
Belanda yang tidak menghormati hak tawan karang., kapal kapal milik pemerintah
kolonial Belanda terdampar dipantai wilayah
kekuasaan kerajaan Bali. Kapal
–kapal tersebut dianggap mengganggu
kegiatan perdagangan dan pelayaran. Raja –raja Bali berhak merampas muatan kapal tersebut.. sikap raja –raja Bali
tersebut menyebabkan pemerintah Belanda marah dan mengirim pasukan untuk
menyerang daerah Buleleng. Untuk menghadapi serangan tersebut, I Gusti Ketut
Jelantik bersama pasukannya mengobarkan Perang Puputan.
C.
Bidang Sosial dan budaya
Dampak politik segregasi dirasakan secara langsung oleh
rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia dianggap mempunyai posisi rendah sehinggaa
tidak memiliki hak selayaknya orang –orang Belanda. Pribumi dianggap rendah
sehingga tidak pantas bergaull dengan orang Belanda. Kondisi ini menyebabkan
hanya sedikit saja golongan pribumi yang dapat bekerja bagi pemerintah Belanda.
Golongan Pribumi yang dapat bekerjaa bagi pemerintah kolonial biasanya
keturunan bangsawannn yang memiliki posisi terhormat.
Dalam perkembangannyaa, sejumlah tokoh pergerakan nasional
melakukan perlawanan sebagai bentuk protes. Para tokoh pergerakan nasional menyuarakan agar golongan pribumi
mendapatkan hak dan kesempatan sama seperti golongan masyarakat lainnya, bahkan
tokoh sarekat Islam {SI), H.O.S Cokroaminoto mengusulkan agar golongan
bumiputra mempunyai perwakilan sendiri dalam sebuah parlemen.
Dalam bidang budaya, belanda memasukkan banyak unsure budaya
Barat yang tidak sesuai dengan adat istiadat Indonesia.., selanjutnya pada abad
XX muncul organisasi seperti Budi utomo. Meskipun budi Utomo mempunyai tujuan
utama dalam bidang Pendidikan. Budi Utomo juga memiliki kepedulian terhadap
kelestarian kebudayaan jawa.
D.
Bidang pendidikan
Perhatikan
uraian berikut :
1.
Taman Siswa
Didirikan
oleh Ki Hajar Dewantara pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta, Ki hajar Dewantara
berupaya mencetak generasi bangsa yang cerdas dan memiliki jiwa nasionalisme.
Bagi taman siswa, pendidikan merupakan media untuk mencapai tujuan perjuangan.
Melalui pendidikan, bangsa Indonesiaa dapat mewujudkan kemerdekaan lahir dan
bathin.
2.
Kayu Tanam
Sama seperti Tanam Siswa, sekolah
tandingan juga didirikan di Sumatra barat. Keberadaan sekolah tandingan ini
ditunjukkan dengan adanya ruang pendidikan kayu tanam. Ruang pendidikan ini didirikan oleh Muhammad sjafei
pada 31 Oktober 1926 di padang pariaman, Sumatra Barat. Menurut buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid V: Zaman
Kebangkitan Nasional Dan Masa Akhir Hindia Belanda (2010 : 293), Muhammad
Sjafei menginginkan rencana pelajaran yang berbeda dengan rencana pelajaran
pemerintah. Muhammad Syafei berusaha melaksanakan system pengajaran yang berasal dari dan untuk
rakyat. Keinginanan tersebut diwujudkan melalui tiga unsur pendidikan yaitu pembentukan
watak, membiasakan murid bekerja sistematis, serta intensif, dan setia kawan
antara mereka.
Daftar
Pustaka
Darini,
Ririn. Ringo Rahata. Wahjudii Djaja. Mulyadi.2016. Buku Siswa Sejarah untuk SMA/MA Kelas XI peminatan Ilmu-ilmu Sosial. Klaten
: Cempaka Putih
Utomo, Ardi Priyatno. 2018. “Biografi Tokoh Dunia: Sir Stamford Raffles Penulis Sejarah Jawa”,
https://internasional.kompas.com/read/2018/07/05/22284481/biografi-tokoh-dunia-sir-stamford-raffles-penulis-sejarah-jawa?page=all,
diakses pada 18 Maret 2021 pukul 07.29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar