Minggu, 28 Februari 2021

Masa Praaksara di Indonesia (Masa Berburu dan mengumpulkan makanan)

 

Penulis : Fatimah, S.Pd

Mapel : Sejarah Peminatan

Kelas : X/Genap

 







sumber: https://tabbayun.com/kapak-genggam/
kapak genggam di indonesia
sumber : https://tabbayun.com/kapak-genggam/













Masa praaksara merupakan suatu masa ketika manusia belum mengenal tulisan. Masa praaksara desebut juga dengan nirleka. Kata nirleka berasal dari bahasa sanskerta yang mengandung dua unsur, yaitu nir berarti tidak ada dan leka berarti tulisan. Jika digabungkan, nirleka mengandung penegertian “zaman ketika tidak ada tulisan”. Meskipun manusia pada masa praaksara belum mengenal tulisan, mereka mampu berinteraksi sosial, mengembangkan kegiatan ekonomi, menciptakan teknologi dan budaya, serta mengenal system kepercayaan. Hasil analisis berbagai kemampuan manusia pada masa praaksara tersebut didasarkan adanya peninggalan berupa artefak.

Berdasarkan tingkat kemampuannya, para ahli membagi masa praaksara menjadi tiga bagian yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, masa perundagian.

Perhatikan pembahasan berikut

1.      Masa Berburu dan mengumpulkan makanan

a.      Kehidupan sosial dan Budaya

Pada masa ini diperkirakan manusia belum menetap. Ketergantungan pada lingkungan alam mendorong manusia menerapkan pola hidup mengembara. Hidup mengembara dicirikan dengan kehidupan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Mereka membuat tempat persinggahan disekitar lembah sungai. Persinggahan tersebut berupa”gubuk” sederhana dari bahan organik, seperti kayu dan dedaunan.

Pada Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana manusia masih memiliki pengetahuan dan keterampilan terbatas dalam mengelola alam. Oleh karena itu, manusia sangat bergantung pada ikatan kelompok yang terdiri dari 10-15 orang. Mereka telah melakukan pembagian tugas. Tugas berburu binatang dilakukan oleh kaum laki-laki. Sedangkan kaum perempuan bertugas mengumpulkan makanan, mengasuh anak, dan mengajar anaknya meramu makanan.

Dalam perkembangannya, kondisi kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana mnejadi kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Perubahan tersebut terjadi seiring kemajuan pemikiran dan teknologi yang dimiliki manusia. Bagaimana kehidupan manusia pada masa berburu dan megumpulkan makanan tingkat lanjut?

            Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut ketergantungan pada lingkungan alam masih berpengaruh. Akan tetapi pada masa ini muncul usaha untuk bertempat tinggal di dalam gua-gua secara tidak  tetap. Gua-gua tersebut akan ditinggalkan jika bahan makanan yang tersedia sudah berkurang. Pada masa ini juga berkembang kelompok-kelompok manusia bertempat tinggal di tepi pantai. Kehidupan kelompok ini masih bergantung pada bahan makanan yang terdapat di laut.

b.      Kehidupan Ekonomi

Manusia pada masa berburu da mengumpulkan makanan belum mampu mengolah sumber daya alam dengan baik. Ketergantungan manusia terhadap alam masih sangat tinggi. Oleh karena itu, pada masa itu kegiatan ekonomi manusia hanya berbasis pada aktivitas berburu dan mengumpulkan makanan. Manusia hidup dari makanan yang sudah disediakan oleh alam. Dengan demikian, pada masa berburu, dan mengumpulkan makanan manusia hidup dialam terbuka dan berdekatan dengan sumber air.

Daerah –daerah yang menjadi tempat tinggal manusia pada masa praaksara berupa rawa, padaang rumput, tepi sungai, dan hutan. Menurut Buku Indonesia Dalam Arus Sejarah Jilid 1 :Prasejarah, manusia pada ini diduga memasuki hutan lebat secara terbatas yaitu pada saat mengejar binatang buruan. Selanjutnya, mereka akan kembali ke lingkungan sungai sebab hutan menawarkan lebih banyak tantangan dibandingkan lingkungan terbuka.

Salah satu hal penting yang memiliki manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan dengan pola hidup nomaden adalah kemampuan berburu. Dengan menggunakan peralatan sederhana seperti tombak dan jerat, mereka berusaha menggiring binatang masuk ke lubang agar mudah ditangkap. Apabila persediaan binatang buruan didaerah tersebut menipis, mereka akan berpindah ke tempat lain. Selain mengonsumsi binatang buruan, pada masa ini manusia sudah mampu melakukan kegiatan mencari ikan dan memanfaatkan biota air. Manusia juga mengonsumsi tumbuh-tumbuhan. Jenis tumbuhan yang dikonsumsi umumnya berupa umbi-umbian yang tumbuh disekitar tinggal mereka.

 

c.       Perkembangan teknologi

pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana manusia telah mampu menciptakan teknologi. Akan tetapi, teknologinya masih sederhana dan mengutamakan segi praktis. Artinya teknologi dibuat sesuai tujuan penggunaan saja. Beberapa alat yang dibuat pada berburu dan mengumpulkan makanan sebagai berikut.

1.      Alat-alat dari tulang, berupa tulang-tulang keras dari binatang yang kemudian salah satu ujungnya diruncingkan. Alat –alat tulang berfungsi sebagai pisau, mata tombak, dan mata panah. Ditemukan didaerah Ngandong

2.      Kapak genggam,merupakan batu yang dibetuk menjadi semacam kapak, tetapi belum bertangkai dan digunakan dengan cara digenggam. Kapak genggam digunakan untuk menggali umbi-umbian memotong, menguliti daging. Alatbini ditemukan di daerah Pacitan, sepanjang pegunungan Sewu dan pantai selatan jawa timur

3.      Alat-alat serpih atau flakes, merupakan batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam yang dibentuk menjadi tajam. Alat ini digunakan sebagai pisau ( memotong daging dan mengupas umbi-umbian), gurdi (membuat lubang pada kulit), dn tombak ( menusuk binatang buruan)

4.      Kapas perimbas, merupakan peralatan yang dibuat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bentuk alat ini runcing pada salah satu sisinya dan kulit batu masih melekat pada pangkalnya. Kapak perimbas digunakan oleh pitchecanthropus erectus untuk merimbas kayu, memecah tulang, dan menjadi senjata

5.      Kapak penetak, mirip dengan kapak perimbas, tetapi berukuran lebih besar. Kapak penetak berfungsi untuk membelah kayu, pohon, dan bamboo

6.      Pahat genggam, bentuknya lebih kecil daripada kapak genggam, berfugsi untuk menggemburkan tanah dan mencari umbi-umbian

d.      Sistem kepercayaan

Keberadaan naluri pada diri manusia menyebabkan manusia mempercayai sesuatu yang luar biasa atau kekuatan diluar kehendak manusia. Begitu pula yang dialami oleh manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Meskipun hidup sederhana, mereka percaya adanya kekuatan di luar dirinya. Kepercayaan itu dapat diketahui dari sisa-sisa penguburan manusia tang telah meninggal dunia. Mereka percaya bahwa ada kehidupan lain setelah mati. Masyarakat masa ini menganggap orang yang telah mati akan tetap hidup didunia lain setelah mati. Masyarakat pada masa ini menganggap prang yang telah mati akan tetap hidup didunia lain dan tetap mengawasi anggota keluarganya yang masih hidup.

Dibeberapa gua tempat manusia pada masa praaksara tinggal sementara, terdapat lukisan yang menceritakan tentang kejadian perburuan.selain itu, ditemukan patung dewi kesuburan dan penguburan mayat bersama alat-alat berburu, sebagai contoh lukisan kadal di pulau seram yang menggambarkan penjelmaan roh nenek moyang dan gambar perahu yang melambangkan kendaraan bagi roh nenek moyang dalam perjalanan ke alam baka.

 

 

 

 

Rahata, Ringgo. 2016. Sejarah Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Klaten : PT Intan Pariwara.

Afika, Luqi. 2020.”Zaman Praaksara ”,https://www.yuksinau.id/zaman-praaksara/, diakses pada 1 Maret 2021 pukul 08.43

 

 

 

 

 

Selasa, 23 Februari 2021

Jenis dan Cara Menggunakan Masker yang Benar di Era Pandemi

Penulis : Fatimah

ilustrasi penggunaan masker












Memakai masker dianggap sebagai cara efektif untuk meminimalisir risiko penularan Covid-19. Oleh karena itu, semua orang yang beraktivitas di luar ruangan disarankan untuk mengenakannya. Terdapat 3 jenis masker yang disarankan kepada masyarakat agar dapat memutus penyebaran virus corona, antara lain :

1.      MASKER KAIN

Sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan RI, masyarakat disarankan untuk memakai masker kain ketika harus bepergian ke luar rumah, misalnya saat harus bekerja atau membeli kebutuhan bulanan. Masker kain tetap dapat menghalau sebagian percikan air liur (droplet) yang keluar saat berbicara, menghela napas, ataupun batuk dan bersin. Jadi jika digunakan dengan benar, masker ini tetap dapat mengurangi penyebaran virus Corona di masyarakat, terutama dari orang yang terinfeksi virus namun tidak memiliki gejala apa pun.

2.      MASKER BEDAH

Jenis masker sekali pakai yang mudah dijumpai dan sering digunakan tenaga medis saat bertugas. Jika sedang sakit, Anda lebih disarankan menggunakan masker dengan ketiga fungsi tersebut karena efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular, seperti infeksi virus Corona. Meski efektif untuk menghadang virus Corona, karena stoknya yang makin menipis, saat ini masker bedah lebih diutamakan untuk melindungi tenaga medis yang bekerja di pelayanan kesehatan atau orang yang sedang sakit guna mencegah penularan virus ke orang lain.

3.      MASKER N95

Masker N95 juga efektif untuk mencegah penularan virus Corona. Masker yang cenderung lebih mahal dari masker bedah ini tidak hanya mampu menghalau percikan air liur saja, tapi juga partikel kecil di udara yang mungkin mengandung virus. Walaupun daya lindungnya lebih baik, masker N95 tidak disarankan untuk penggunaan sehari-hari. Hal ini disebabkan desainnya yang membuat orang yang memakai bisa sulit bernapas, gerah, dan tidak betah memakainya dalam jangka waktu yang agak lama. Masker ini diutamakan untuk digunakan untuk petugas medis yang memang kontak secara langsung dengan penderita COVID-19, misalnya dokter dan perawat yang bekerja di ruang isolasi khusus COVID-19 atau di IGD.

Berikut ini cara mudah terhindar dari berbagai jenis virus menurut Dokter Spesialis Paru Primaya Hospital Bekasi Barat, dr.Budi Imansyah, SpP:

  1. Cuci Tangan

Pastikan tangan bersih sebelum menyentuh masker. Hal ini penting karena tangan adalah media yang mudah dihinggapi kuman. Jangan sampai kuman yang ada di tangan berpindah ke masker saat kita hendak menggunakannya. Maka dari itu, penting untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

  1. Memegang Tali Ketika Menggunakan Masker

Saat hendak mengaplikasikan masker ke bagian mulut, hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara memegangnya. Cara yang benar ketika memegang masker adalah dengan memegang bagian tali maskernya lalu dikaitkan ke bagian kepala.

  1. Posisi Masker

Saat memasang masker, masker bagian yang berwarna harus menghadap ke luar dan masker bagian putih harus menghadap ke dalam atau menghadap hidung dan mulut.

  1. Posisi Kawat di Atas

Saat memasang masker, pastikan sisi kawat yang bisa ditekuk berada di atas. Upayakan tidak ada celah pada masker. Caranya, tekuk kawat atau bagian keras masker sampai rapat mengikuti lekuk hidung. Kaitkan kedua karet ke telinga dan pastikan masker terpasang sempurna.

  1. Penggunaan Masker Sekali Pakai

Masker hanya dapat digunakan untuk satu kali pakai. Begitu selesai digunakan, lepaskan masker lalu lipat masker bekas tanpa menyentuh bagian dalam masker. Buang masker bekas ke tempat sampah.

            Marilah kita perbaiki cara penggunaan masker dengan cara yang tepat, agar kita terhindar dari penyebaran virus Covid 19., tetap gunakan masker dengan benar di manapun dan dalam situasi apapun kecuali saat makan masker memang harus dilepas. Termasuk disaat kita sedang berinteraksi dengan orang lain kita harus tetap menggunakan masker, Perhatikan pula dalam memakai dan membuang masker.Tetap patuhi protokol kesehatan dimanapun berada demi kesehatan bersama.

Gandhi, M.,Rutherford, G.W.2020. Facial Masking for Covid-19 Potential for “Variolation” as We Await a Vaccine. The New England Journal of Medicine. 1-3 (18)

https://primayahospital.com/paru/cara-menggunakan-masker-yang-benar/

https://health.kompas.com/read/2020/04/08/160000168/yang-harus-kita-pahami-mengenai-pemakaian-masker-saat-pandemi?page=all.

https://www.rsuharapanibu.co.id/pentingnya-menggunakan-masker-dimasa-pandemi/

 


Detik detik proklmasi

 Tonton video sampai habis😇 XI IPA  sejarah Indonesia