Penulis : Fatimah, S.Pd
Mapel : Sejarah Peminatan
Kelas : X/Genap
kapak genggam di indonesia sumber : https://tabbayun.com/kapak-genggam/ |
Masa praaksara merupakan suatu masa ketika manusia belum mengenal tulisan. Masa praaksara desebut juga dengan nirleka. Kata nirleka berasal dari bahasa sanskerta yang mengandung dua unsur, yaitu nir berarti tidak ada dan leka berarti tulisan. Jika digabungkan, nirleka mengandung penegertian “zaman ketika tidak ada tulisan”. Meskipun manusia pada masa praaksara belum mengenal tulisan, mereka mampu berinteraksi sosial, mengembangkan kegiatan ekonomi, menciptakan teknologi dan budaya, serta mengenal system kepercayaan. Hasil analisis berbagai kemampuan manusia pada masa praaksara tersebut didasarkan adanya peninggalan berupa artefak.
Berdasarkan
tingkat kemampuannya, para ahli membagi masa praaksara menjadi tiga bagian
yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, masa
perundagian.
Perhatikan
pembahasan berikut
1.
Masa
Berburu dan mengumpulkan makanan
a.
Kehidupan
sosial dan Budaya
Pada
masa ini diperkirakan manusia belum menetap. Ketergantungan pada lingkungan
alam mendorong manusia menerapkan pola hidup mengembara. Hidup mengembara
dicirikan dengan kehidupan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.
Mereka membuat tempat persinggahan disekitar lembah sungai. Persinggahan
tersebut berupa”gubuk” sederhana dari bahan organik, seperti kayu dan dedaunan.
Pada
Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana manusia masih memiliki
pengetahuan dan keterampilan terbatas dalam mengelola alam. Oleh karena itu,
manusia sangat bergantung pada ikatan kelompok yang terdiri dari 10-15 orang.
Mereka telah melakukan pembagian tugas. Tugas berburu binatang dilakukan oleh
kaum laki-laki. Sedangkan kaum perempuan bertugas mengumpulkan makanan,
mengasuh anak, dan mengajar anaknya meramu makanan.
Dalam
perkembangannya, kondisi kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan tingkat
sederhana mnejadi kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut.
Perubahan tersebut terjadi seiring kemajuan pemikiran dan teknologi yang
dimiliki manusia. Bagaimana kehidupan manusia pada masa berburu dan megumpulkan
makanan tingkat lanjut?
Pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan tingkat lanjut ketergantungan pada lingkungan alam masih berpengaruh.
Akan tetapi pada masa ini muncul usaha untuk bertempat tinggal di dalam gua-gua
secara tidak tetap. Gua-gua tersebut
akan ditinggalkan jika bahan makanan yang tersedia sudah berkurang. Pada masa
ini juga berkembang kelompok-kelompok manusia bertempat tinggal di tepi pantai.
Kehidupan kelompok ini masih bergantung pada bahan makanan yang terdapat di
laut.
b.
Kehidupan
Ekonomi
Manusia
pada masa berburu da mengumpulkan makanan belum mampu mengolah sumber daya alam
dengan baik. Ketergantungan manusia terhadap alam masih sangat tinggi. Oleh
karena itu, pada masa itu kegiatan ekonomi manusia hanya berbasis pada
aktivitas berburu dan mengumpulkan makanan. Manusia hidup dari makanan yang
sudah disediakan oleh alam. Dengan demikian, pada masa berburu, dan
mengumpulkan makanan manusia hidup dialam terbuka dan berdekatan dengan sumber
air.
Daerah
–daerah yang menjadi tempat tinggal manusia pada masa praaksara berupa rawa,
padaang rumput, tepi sungai, dan hutan. Menurut Buku Indonesia Dalam Arus Sejarah Jilid 1 :Prasejarah, manusia pada ini
diduga memasuki hutan lebat secara terbatas yaitu pada saat mengejar binatang
buruan. Selanjutnya, mereka akan kembali ke lingkungan sungai sebab hutan
menawarkan lebih banyak tantangan dibandingkan lingkungan terbuka.
Salah
satu hal penting yang memiliki manusia pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan dengan pola hidup nomaden adalah kemampuan berburu. Dengan menggunakan
peralatan sederhana seperti tombak dan jerat, mereka berusaha menggiring
binatang masuk ke lubang agar mudah ditangkap. Apabila persediaan binatang
buruan didaerah tersebut menipis, mereka akan berpindah ke tempat lain. Selain
mengonsumsi binatang buruan, pada masa ini manusia sudah mampu melakukan
kegiatan mencari ikan dan memanfaatkan biota air. Manusia juga mengonsumsi
tumbuh-tumbuhan. Jenis tumbuhan yang dikonsumsi umumnya berupa umbi-umbian yang
tumbuh disekitar tinggal mereka.
c.
Perkembangan
teknologi
pada
masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana manusia telah mampu
menciptakan teknologi. Akan tetapi, teknologinya masih sederhana dan
mengutamakan segi praktis. Artinya teknologi dibuat sesuai tujuan penggunaan
saja. Beberapa alat yang dibuat pada berburu dan mengumpulkan makanan sebagai
berikut.
1. Alat-alat dari tulang,
berupa tulang-tulang keras dari binatang yang kemudian salah satu ujungnya
diruncingkan. Alat –alat tulang berfungsi sebagai pisau, mata tombak, dan mata
panah. Ditemukan didaerah Ngandong
2. Kapak genggam,merupakan
batu yang dibetuk menjadi semacam kapak, tetapi belum bertangkai dan digunakan
dengan cara digenggam. Kapak genggam digunakan untuk menggali umbi-umbian
memotong, menguliti daging. Alatbini ditemukan di daerah Pacitan, sepanjang
pegunungan Sewu dan pantai selatan jawa timur
3. Alat-alat serpih
atau flakes, merupakan batu pecahan sisa pembuatan kapak genggam yang dibentuk
menjadi tajam. Alat ini digunakan sebagai pisau ( memotong daging dan mengupas
umbi-umbian), gurdi (membuat lubang pada kulit), dn tombak ( menusuk binatang
buruan)
4. Kapas perimbas,
merupakan peralatan yang dibuat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bentuk
alat ini runcing pada salah satu sisinya dan kulit batu masih melekat pada
pangkalnya. Kapak perimbas digunakan oleh pitchecanthropus erectus untuk
merimbas kayu, memecah tulang, dan menjadi senjata
5. Kapak penetak, mirip
dengan kapak perimbas, tetapi berukuran lebih besar. Kapak penetak berfungsi
untuk membelah kayu, pohon, dan bamboo
6. Pahat genggam, bentuknya
lebih kecil daripada kapak genggam, berfugsi untuk menggemburkan tanah dan
mencari umbi-umbian
d.
Sistem
kepercayaan
Keberadaan naluri pada diri manusia menyebabkan
manusia mempercayai sesuatu yang luar biasa atau kekuatan diluar kehendak
manusia. Begitu pula yang dialami oleh manusia pada masa berburu dan
mengumpulkan makanan. Meskipun hidup sederhana, mereka percaya adanya kekuatan
di luar dirinya. Kepercayaan itu dapat diketahui dari sisa-sisa penguburan
manusia tang telah meninggal dunia. Mereka percaya bahwa ada kehidupan lain
setelah mati. Masyarakat masa ini menganggap orang yang telah mati akan tetap
hidup didunia lain setelah mati. Masyarakat pada masa ini menganggap prang yang
telah mati akan tetap hidup didunia lain dan tetap mengawasi anggota
keluarganya yang masih hidup.
Dibeberapa gua tempat manusia pada masa praaksara
tinggal sementara, terdapat lukisan yang menceritakan tentang kejadian
perburuan.selain itu, ditemukan patung dewi kesuburan dan penguburan mayat
bersama alat-alat berburu, sebagai contoh lukisan kadal di pulau seram yang
menggambarkan penjelmaan roh nenek moyang dan gambar perahu yang melambangkan
kendaraan bagi roh nenek moyang dalam perjalanan ke alam baka.
Rahata, Ringgo. 2016. Sejarah Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Klaten : PT Intan Pariwara.
Afika, Luqi. 2020.”Zaman Praaksara ”,https://www.yuksinau.id/zaman-praaksara/,
diakses pada 1 Maret 2021 pukul 08.43